Pengukuhan Raja Hina Alane 2020

4:00 PM

Hiruk - pikuk pela gandong menghiasi negeri Allang dalam proses pengukuhan Raja yang baru yaitu  Bapak Oktavianus Edward Patty. Para undangan atau yang mewakili seperti Wagub Barnabas Orno dan Bupati Malteng Abua Tuasikal terlihat antusias menyaksikan momen manis tersebut.

Hina Allane

Acara yang berlangsung dari pagi subuh hingga siang pukul 13:00 ini memberikan makna tersendiri bagi dinamika orang basudara khususnya antara negeri Allang dan para negeri pela gandong seperti Larike dan negeri - negeri Jazirah lainnya. 

Kain gandong yang terbentang terlihat melingkari para petinggi negeri, berjalan mengiringi raja yang baru ke dalam rumah raja yang dilanjutkan dengan arak - arakan di beberapa ruas jalan negeri Allang.

Hina Allane

Pasukan Alifuru Cakalele  yang mengawal prosesi ini sebelumnya bermalam di atas gunung hingga mulai turun gunung pada pukul 05:00 subuh. Cakalele yang diperlihatkan pasukan piawai ini memberikan kesan akan kuatnya orang Maluku dalam seni berperang.

Hina Allane

Tak lupa tim musik tifa totobuang selalu siap sedia dalam memainkan musik tradisional mengiringi arak - arakan dan tari - tarian.

Hina Allane

Hina Allane

Panas terik, pandemi, dan beberapa agenda molor tidak menjadi halangan bagi masyarakat untuk tetap mengikuti acara hingga selesai. 



#tahuribabunyi
#pelantikanraja
#HinaAllane

Kopi Maluku dan Identitas Kepulauan Rempah

4:00 AM

Dengan ambruknya neraca perdagangan negara - negara petarung dalam revolusi industri 4.0 pasca pandemi Covid-19, tidak sedikit inovasi dari berbagai sektor pembangunan perlahan mulai dirintis dengan penuh ketelitian terhadap ramalan perekonomian masa depan. Industri makanan dan minuman cepat saji pun turut melebarkan sayap dalam pengembangan (termasuk temuan baru) yang tentunya memiliki daya saing yang kompetitif.

Baru - baru ini telah ditemukan suatu potensi perdagangan rempah khususnya biji kopi yang diteliti berdasarkan kajian historikal serta kualitas biji kopi itu sendiri. Jelas saja, dunia kopi digegerkan dengan eksistensi Kopi Tuni yaitu kopi (diduga) endemik Maluku yang 'terpendam' bahkan terabaikan berabad - abad lamanya.

Perbandingan Kopi Maluku

Yang unik dari jenis kopi ini adalah ukuran bijinya yang lebih kecil daripada kopi robusta, pohonnya bisa tumbuh di pinggir pantai, memiliki banyak citarasa sesuai tanaman (pohon) lain yang ada di samping pohon kopi itu sendiri sehingga Kopi Tuni bisa memiliki citarasa mangga ketika tumbuh di dekat pohon mangga, memiliki citarasa cengkeh ketika tumbuh di dekat pohon cengkeh dan seterusnya.

Jika ditinjau dari kajian masa kolonial (hongitochten), ternyata salah satu butir Proklamasi Haria pada tahun 1817 oleh rakyat Maluku dibawah kepemimpinan Pattimura menolak menanam kopi serta menolak menyetorkan biji kopi ke Belanda karena Haria dan beberapa pulau lainnya sudah memiliki kopi sendiri yaitu Kopi Tuni, konon rempah ini sangat khusus dan hanya dikonsumsi oleh kalangan para raja dan tua - tua adat.

Dalam diskusi daring yang diselenggarakan oleh Paguyuban Darah Juang pada Jumat 25/09/2020, Amril Buamona selaku pegiat kopi dan rempah Maluku memaparkan materi yang sangat runtun mengenai konektifitas antara Kopi Maluku, Jalur Rempah, Ekonomi hingga Sosial Budaya pada masa kolonial.

Diskusi Paguyuban Darah Juang
 

Tidak hanya itu, diskusi yang berlangsung selama hampir dua jam tersebut disambut oleh berbagai peserta dengan pertanyaan yang mengerucut ke entitas kopi tuni  hingga implikasi tata kelolanya dalam skema pembangunan daerah maupun nasional.

Amril mengajak seluruh kalangan baik pemerintah, swasta maupun para pemangku kepentingan untuk bersama bersinergi dalam memproyeksikan potensi kopi Maluku melalui koperasi petani yang telah dibentuk yaitu Koperasi (produksi) Seribu Negeri Kopi Maluku dibawah naungan Yayasan Kopi Maluku.

Melalui program tersebut, diharapkan Maluku bisa kembali berjaya dalam dunia rempah sesuai identitasnya yaitu "The Spice Islands".



#tahuribabunyi

Pilkada Maluku : Titik Terang Rekomendasi Partai Politik

11:00 AM
Dalam kurun waktu kurang lebih dua bulan lagi, Maluku akan memasuki atmosfer pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) khususnya pada empat kabupaten yaitu; Buru Selatan, Seram Bagian Timur, Kepulauan Aru dan Maluku Barat Daya. Mulai dari proses kampanye hingga waktu pencoblosan pada tanggal 9 Desember 2020.

Pilkada Maluku
Image Pilkada 2020
Source :CNNINDONESIA
Pergerakan konsolidasi mulai nampak baik dari sisi kandidat, tim sukses, partai politik, hingga pihak penyelenggara yaitu KPU, Bawaslu serta TNI-POLRI. Sinergitas dari pihak - pihak terkait tersebut merupakan faktor penting dalam menyukseskan kelancaran Pilkada demi keberlangsungkan kehidupan dan pertumbuhan daerah ke arah yang lebih baik di tengah transisi perubahan zaman (masa pandemi).

Terlihat jelas bahwa para kandidat yang menempuh jalur Parpol sudah dan sedang memperjuangkan rekomendasi guna kelengkapan pendaftaran di KPUD yang jatuh pada tanggal 4 September nanti.

Lantas, bagaimanakah cara atau teknik setiap kandidat dan timses dalam memperjuangkan rekomendasi parpol ? masihkah teknik politik transaksional yang diunggulkan ? atau masih adakah harapan untuk para pendatang baru memasuki arena pesta demokrasi ?

Menurut Mahfud MD dalam pidatonya, beliau mengajak setiap petarung agar tidak bermain curang. Pesan tersebut disampaikan dengan bahasa senda gurau politik yang dikemas dalam sebuah pantun yang berbunyi ;

"Naik kuda ke cianjur dengan maksud membeli kencur. Lakukan Pilkada dengan jujur agar Anda tidak hancur. Kalau Anda curang, sekarang berjaya, suatu saat akan hancur..."

Sangat sederhana namun berbahaya jika ultimatum ini diabaikan apalagi dilanggar. Bagaimana tidak, ini adalah pesan seorang mantan Mentri Pertahanan yang sekarang menjabat sebagai Menkopolhukam.

Dengan realita transisi zaman yang terjadi sekarang, setiap elemen baik pemerintah, koorporasi, akademisi hingga rakyat jelata, mengalami tekanan luar biasa akibat pandemi Covid-19. Setiap orang harus ekstra berpikir keras untuk mengeksekusi setiap alternatif solusi agar mampu mempertahankan diri maupun kelompok jaringan demi tujuan masa depan yang sudah direncanakan sebelumnya. Sehingga masa pandemi yang merupakan kengerian ini dapat diubah menjadi batu loncatan untuk bisa selamat dan mampu berkolaborasi dengan tatanan dunia baru kelak.

Mengingat Pilkada 2020 yang akan dilaksanakan di sejumlah daerah di Indonesia termasuk empat kabupaten di Maluku, maka taktik dan strategi politik transaksional sudah pasti tidak menjamin kelancaran memenangkan pemilihan. Konektifitas oknum - oknum yang menjagokan masing - masing kandidatnya pun mengalami kesulitan dalam menjalankan komunikasi politik guna mendapat rekomendasi Parpol. 

Sementara dari tensi politik lapangan yang sangat erat dengan masyarakat pun mau tidak mau terjerumus dalam ketidakpastian arah pandangan politik, bingung memilih kandidat mana yang tepat dan layak sebagai seorang pemimpin. Misalnya seperti di daerah Maluku Barat Daya (MBD) yang baru - baru ini masih dalam eforia pawai di Kota Tiakur dalam rangka menyambut rekomendasi Partai Golkar dan Demokrat dimana menurut rumor, kedua partai tersebut telah memberikan rekomendasi final ke kandidat yang mereka (massa pawai) jagokan. Tidak tanggung - tanggung, anggota kepolisian kurang lebih 3 personel terlihat sedang mengawal massa yang sedang bergembira ria tersebut.

Selang dua hari kemudian, tidak ada seorangpun di Kota Tiakur atau bahkan MBD yang bisa menjamin bukti fisik bahwa rekomendasi FINAL kedua partai besar tersebut ada dan nyata telah diberikan guna kelengkapan pendaftaran di KPUD. Ini sangat berbahaya jika masyarakat terus - menerus berada dalam pusaran arus informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan oleh pihak - pihak yang sengaja menyebarkannya.

Dalam hal ini, rakyat juga semestinya harus cerdas dalam menanggapi berbagai issue yang beredar. Berbeda pilihan bukan berarti membangun permusuhan. Setiap tumpang - tindih kepentinggan dalam proses memasuki pesta demokrasi ini harus berdampak baik dalam pembangunan daerah,  jangan sampai justru menambah memperburuk keadaan. Rakyat sudah sangat menderita dengan pandemi Covid-19.



#tahuribabunyi
#Pilkada2020
 
Copyright © tahuribabunyi. Designed by OddThemes