KAPITAN PARANG PATAH

10:45 AM
Mendengar kata "kapitan" dalam percakapan sehari - hari orang Maluku tentu identik dengan keperkasaan dan kepiawaian seorang laki - laki dalam seni berperang, tapi bagaimana dengan istilah Kapitan Parang Patah ? apa yang terniang dalam benak anda ?

Expektasi yang paling mendekati terhadap ungkapan tersebut adalah mungkin saja ada seorang kapitan yang berperang beradu parang salawaku dengan musuhnya hingga parangnya patah. Sayang sekali artikel tahuribabunyi kali ini tidak membahas mengenai kuat dan santunnya kabaresi dalam medan perang.

Ungkapan Kapitan Parang Patah yang dimaksud adalah sebuah majas metafora dengan makna kesusahan dan penderitaan dalam perjuangan untuk tetap bertahan hidup.  Derita dan susah seperti apa ?

Bagi anda yang hidupnya serba berkecukupan memang tidak akan pernah memikirkan hal semacam ini, apalagi untuk andayang hidup di daerah perkotaan misal; Ambon, Masohi, Tual, Saumlaki dll.

Namun taukah basudara kalau dalam negri - negri terpencil di tanah Maluku ini terdapat sesama kita yang hidupnya sangat susah setengah mati ? bahkan untuk ibu melahirkan atau rumah duka saja harus menunggu berhari - hari untuk akses perahu ataupun truk pada negri pantai dan negri gunung.

Seperti realita pada negri kecil di Kab. Seram Bagian Barat, Huku Anakota. Negri yang memiliki hubungan Pela Keras dengan negri Tihulale ini terbilang sangat tertinggal dalam banyak hal khususnya infrastruktur sehingga sangat berpengaruh pada pola hidup masyarakat, diantaranya :

#1 Akses & Infrastruktur

membuat medan kasar supaya bisa dilintasi mobil

Jika berpatokan dari negri Hunitetu menuju Huku Anakota, maka jarak tempuh kurang lebih 9 Km dengan medan turun naik, tikungan kiri, tikungan kanan dan tentunya jalan yang sangat ambur-adul untuk dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat.

#2 Pendidikan 

Jika dibanding dengan pelajar Kota Ambon, Huku Anakota masih tertinggal jauh dalam hal pendidikan, sehingga wajar kalau ada sebagian warga yang menyekolahkan anak - anak mereka di tempat lain, itupun melalui hubungan kekeluargaan sehingga si pelajar bisa sekolah dan menetap di rumah saudara.

#3 Kesehatan

Sangat sulit untuk mendapat fasilitas medis seperti obat - obatan khusus penyakit batuk dan flu pada musim wabah. Hal ini belum termasuk jika ada warga yang memiliki penyakit kronis, ibu melahirkan, imunisasi dan bahkan penanganan orang meninggal. Memang mereka bisa bertahan dengan pengobatan tradisional, tapi sampai kapan ?

#4. Tempat tinggal

Untuk akses semen, batako, dan besi saja dengan susah payah, apalagi bermimpi untuk membangun rumah layaknya kita yang berada di daerah perkotaan ? Mereka membangun rumah dengan alat seadanya dan bahan yang didapat dari hasil hutan mereka sendiri, namun tetap saja pada musim cuaca buruk seperti badai, mereka dalam kondisi berjaga - jaga karena khawatir terjadi longsor atau ada pohon yang rubuh.

#5. Cara mereka bertahan hidup ?

Dari jaman penjajahan, perang Huamual, bencana - bencana alam, lahirnya negru Huku dan Huku Anakota sampai sekarang ini, mereka bertahan hidup hanya dengan satu cara yaitu LAENG LIA LAENG, LAENG SAYANG LAENG ! 

Huku Anakota
Huku Anakota
akses jalan menuju negri Huku Anakota
Huku Anakota
Huku Anakota
packing hasil damar
Huku Anakota
membuat tandu untuk orang meninggal

Contoh di atas baru satu negri gunung, belum negri gunung lainnya, negri pantai, negri - negri pelosok yang tersebar banyak di seantero Maluku ini. Semoga kedepan, pemerintah juga bisa lebih fokus untuk pembangunan negri - negri adat. Miris kalau kita yang terkenal dengan adat PELA GANDONG ini hidup dalam ketidakseimbangan sosial. Parang tajam pun bisa patah dengan mudah kalau yang memegangnya tidak piawai.


---------------------
note : Dangke spesial voor bung Hehakaya Kayahu yang telah bersedia berbagi pengalaman dan foto dokumentasi ketika bertugas di Huku Anakota.



#tahuribabunyi

Galeri Tari Parisa - Ema Huaressy Rehung

4:00 AM
Tari Parisa (perisai) asli Negri Ema adalah jenis tari perang yang mirip dengan tari cakalele. Tari ini dipentaskan oleh beberapa perempuan (normal 8 perempuan) dan dua laki - laki. Tari ini melambangkan kekuatan perempuan Ema Anai bilamana terjadi perang maka sewaktu - waktu perempuan Ema akan turut berperang untuk membantu mempertahankan tanah pusaka.

tari parisa negri ema huaressy rehung
ika maatita & vian dias

Untuk perempuan, instrumen yang digunakan dalam tari ini adalah ikat kepala bulu ayam di kepala sebagai lambang kehidupan, tongkat kecil dengan panjang 40-50 cm sebagai senjata dan tak lupa parisa dengan lambang kebesaran Ema Huaressy Rehung sebagai simbol kehormatan. 

pakaian adat maluku
penari perempuan

Sedangkan untuk laki - laki, instrumen yang digunakan adalah ikat kepala bulu ayam, tombak dan parisa. dua orang laki - laki berperan untuk mengontrol sekaligus melindungi pasukan perang perempuan, mempertahankan tim dengan sekuat tenaga. Secara keseluruhan, corak merah hitam sebagai lambang kebesaran kabaresi adat tetap exis dalam kostum tari parisa ini.

pakaian adat maluku
berto, fika, vento, vian, gaby


Klik di sini untuk nonton penampilan Tari Parisa Ema Huaressy Rehung. 



#TahuriBabunyi

Fungsi Kakehan Sebagai Pelindung Harta Tersimpan dan Terpendam

4:00 AM
Hak dan kewajiban merupakan pilar utama dalam tatanan setiap jenis hukum dan peraturan mulai dari konstruksi hukum adat hingga hukum moderen. Secara hukum adat, Alifuru Maluku menganut sistem patrilineal dimana hak dan warisan lebih dominan pada hak kesulungan anak laki - laki dalam setiap mata ruma (nama keluarga=tiang penyangga dalam Baileo Negri).

masyarakat jargaria kepulauan aru
tradisi berburu bersama masyarakat Jargaria, Desa Popjetur, Kep. Aru
image souce : Forest Watch Indonesia (film)
Sistem ini mengakar pada satu peraturan adat yang dikenal dengan nama Kakehan yaitu suatu sistem kehidupan yang berpusat pada Pohon Kehidupan / Beringin Tua yang merupakan elemen penting dalam adat orang Maluku. Kakehan memiliki nilai filosofi yang mengatur segala siklus kehidupan manusia mulai dari akar, batang, ranting, daun dan seluruh pokok dalam Beringin, semuanya saling terhubung dan memiliki peran masing -masing. 

Selain dalam sistem militer adat, kakehan yang begitu mendarah daging juga memiliki peran penting dalam pembagian hak - hak ulayat dan warisan di setiap negri. Seperti pada pembagian hak - hak petuanan, dimana setiap lahan baik di darat maupun di laut, ada pemilik yang sah. Pembagian harta ini melalui serangkaian musyawarah adat sehingga semuanya benar - benar imbang antar setiap mataruma dalam suatu negri.

Sebagian besar hutan - hutan adat di Maluku adalah bagian dari implementasi eksistensi Kakehan. Misalnya di Negri Seri, Ambon, setiap dusun sudah diatur dimana ada tuan tanah di setiap petuanannya, begitupun di Seram, Buru, Kep. Aru, Yamdena dan daerah lain sebagainya.

Sistem hukum adat yang telah tercipta dalam kurun waktu yang sangat lama ini terbukti mampu menjamin kesejahteraan setiap negri - negri adat baik dari segi internal maupun eksternal Maluku. Setiap permasalahan dalam dan antar negri diselesaikan dengan cara musyawarah adat, begitupun dengan penanganan masalah atau ancaman dari luar khususnya dalam hal berperang, prajurit kakehan akan beraksi dengan sangat piawai.

Hingga kini, masa harta TERPENDAM (kekuatan dan kekuasaan) telah berakhir karena mau tidak mau, Maluku harus mampu bereksistensi dalam dunia globalisasi, mobilisasi dan hukum moderen dengan tetap mempertahankan hak - hak ulayat. Dengan demikian, ancaman terbesar adalah dari luar Maluku sendiri dengan tujuan pencarian harta yang TERSIMPAN.

Harta yang tersimpan berarti harta yang akan dicari - cari oleh bangsa - bangsa khususnya dalam hal sumber energi terbarukan yaitu uranium, gas alam cair LNG (liquefied natural gas), ataupun tambang emas yang baru, titik koordinat sumber semen putih, hingga kayu - kayu kwalitas terbaik dari pohon - pohon berumur ratusan tahun yang keseluruhannya terdapat di Maluku.

Semua harta tersimpan ini terbukti eksis di Maluku yakni, di Seram Selatan sumber semen putih, di Kep. Aru dan Yamdena sumber kayu kwalitas terbaik, di hamparan MBD ada sumber uranium, di Buru ada sumber Emas, di Tanimbar ada Blok Masela dan masih banyak lagi. Ini semua belum termasuk teritorial Maluku Utara/ Kie Raha dengan berbagai satwa endemik dan hasil laut Maluku yang diapit dua samudera terbesar Pasifik dan Hindia. Tak terhitung kekayaan Maluku untuk kategori harta tersimpan.

Pada tahun 2014, masyarakan Jargaria (julukan masyarakan asli kep. Aru) mampu memblokade "perusahaan x" yang mengincar kayu - kayu kwalitas terbaik dalam hutan - hutan yang masih perawan di kep. Aru, tentu melewati banyak perjuangan yang berat oleh karena setiap tuan tanah harus bertanggung jawab atas petuanannya sendiri.

Sekian banyak harta tersimpan di bumi Maluku terus dilirik oleh perusahaan luar, mencari cela untuk masuk dengan menghalalkan berbagai cara. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus mampu memfiltrasi investor dari luar dengan alasan apapun jika investasinya mengancam kesejahteraan orang Maluku sendiri.

Dengan demikian, hak dan kewajiban yang telah diatur oleh para pendahulu harus dijalankan sebagaimana mestinya, jika tidak, maka adat yang akan berbicara. "Sapa bale batu, batu gepe dia. sapa langgar sumpah, sumpah bunuh dia".



#tahuribabunyi

Dibalik 7 Kesamaan Dayak Borneo dan Alifuru Maluku

4:42 AM
Jejak suku bangsa di dunia dapat ditelusuri dari hal - hal mendasar seperti bahasa, adat dan pusaka. Seperti pada Suku Maya yang identik dengan Jjaguar Hitam, Suku Indian yang identik dengan Busur dan Anak Panah, Suku Aborigin yang identik dengan Boomerang dan suku - suku tertua lainnya. Begitupun dengan suku - suku Nusantara seperti Alifuru dan Dayak yang ternyata memiliki kesamaan yang sangat detail dari segi adat dan tradisi.

Kesamaan Dayak Borneo dan Alifuru Maluku
Dayak Borneo
image source : http://news.pontianakite.com

Dayak Borneo berada pada Pulau Kalimantan, Indonesia Tengah dan Maluku di Indonesia Timur yang dikenal dengan julukan Provinsi Seribu Pulau atau Negri Raja - Raja.

berikut, ulasan dibalik 7 rahasia kesamaan antara Dayak Borneo dan Alifuru Maluku ; 

#1. Kaharingan dan Kakehan

Kedua suku ini menganut sistem kepercayaan dengan kompleksitas yang sangat tinggi karena setiap hal dalam tatanan kehidupan bahkan kematian memiliki nilai filosofis. Keseluruhan sistem kepercayaan ini dikenal Dayak dengan nama Kaharingan dan Alifuru dengan nama Kakehan, yang keduanya disimbolkan dengan Pohon Kehidupan yang Sakral. Pohon ini merupakan manifestasi sistem kehidupan dari Tuhan Langit yang mengatur setiap tatanan adat mulai dari akar, batang, ranting, daun dan bahkan buah, Semuanya saling terhubung dan memiliki peran masing - masing. Begitupun dengan sistem kehidupan manusia dalam segi medis, sosial, hukum, ekonomi dan militer, semuanya bersifat sakral.

#2. Hatalla Langit dan Upu Hatala/Upu Lanite

Dayak dan Alifuru merupakan suku yang meyakini adanya otoritas tertinggi dalam alam semesta sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa. Dikenal sebagai Hatalla Langit dalam Borneo dan Upu Hatala/Upu Lanite dalam Maluku. Meski demikian, nama tersebut bukanlah nama asli dari otoritas tertinggi yang disembah karena hanya ada 1 NAMA yang sangat suci dan mulia sehingga tidak sembarangan disebutkan, yang disebut adalah gelar dari Tuhan itu sendiri. seperti di Maluku dikenal dengan Upu Hatala atau Upu Lanite yang berarti Tuhan Langit.

#3. Mandau terbang dan parang terbang 12 Kapitan

Ada rahasia khusus dibalik alat perang kedua suku ini. Baik Mandau maupun Parang asli Alifuru, keduanya sama - sama ditempah dari batu (bukan batu biasa), walaupun kelihatannya seperti batu, jika diberi api, maka batu tersebut akan bereaksi dan menghasilkan semacam logam yang mirip besi sehingga dikenal di Maluku dengan nama 'batu besi'. Fakta mandau terbang oleh Panglima Burung juga mirip dengan Parang Terbang yang pernah digunakan oleh 12 Kapitan dalam sejarah Pulau Haruku, Lease (Maluku Tengah). Kedua alat ini benar - benar bisa terbang untuk merenggut nyawa lawan.

#4. Enggang dan Lussi

Tampaknya hampir semua suku - suku bangsa di dunia menjadikan burung sebagai lambang atau bendera berdasarkan jenis - jenis burung dengan ciri khas masing - masing. Begitupun dengan burung Enggang dan Lussi/Alussy yang dianggap sakral oleh kedua suku ini. Burung Enggang di dayak sebagai simbol yang diletakan di kepala Panglima Burung dan Burung Lussi sebagai identitas Kabaressi Adat/ Militer Adat. Baik Enggang maupun Lussi, kedua burung ini memiliki daya dan kemampuan khusus dalam bertahan hidup di alam luas, sehingga menjadi simbol kepiawaian dalam pasukan militer adat.


#5. Ikat kepala merah dan kain berang

Percaya atau tidak, pakaian pasukan militer adat Borneo dan Maluku sangat mirip khususnya dalam hal ikat kepala. Keduanya sama - sama berwarna merah dan diikat dibelakang kepala menutupi bagian dahi dan atas kepala. Sama halnya dengan ikat pinggang atau kain berang di tubuh. Kain ini bukan sembarang kain karena menjadi identitas dan kebesaran pasukan militer adat. Tidak menutup kemungkinan jika kain ini memiliki unsur mistis.

#6. Sirih Pinang

Setiap acara adat dalam kedua suku ini pasti melibatkan sirih pinang sebagai instrumen perantara atau harga yang harus dibayar. Sirih pinang dalam peradatan Dayak maupun Alifuru memiliki fungsi KEBENARAN, karena jika salah dalam prosesi adat, maka tujuan dari prosesi adat tersebut tidak akan tercapai/gagal dan nyawa manusia menjadi taruhannya. Oleh karena itu, setiap prosedur dalam peradatan kedua suku ini harus dijalankan sebagaimana ketetapan yang telah dibuat oleh leluhur.

#7. Tatoo clan dan mata angin

Sekalipun jaman sudah canggih, seni tatoo seakan abadi. Setiap simbol tatoo yang diukir di tubuh kedua suku ini melambangkan identitas clan karena di Kalimantan sendiri ada banyak clan - clan yang merupakan turunan dari Dayak di setiap penjuru mata angin, begitupun dengan di Maluku. Mayoritas tatoo Dayak berupa gambar ranting Pohon Garing dan mata angin, sedangkan tatoo Alifuru adalah tatoo Kakehan dengan motif mata angin, bunga, kelelawar dll. Simbol - simbol ini tidak hanya ditatoo di tubuh, tetapi juga dijadikan motif dalam kain tenun Maluku maupun Borneo.


Selain Dayak, Masih banyak lagi kemiripan suku - suku lain di nusantara dengan Alifuru. Mengingat tersimpan rahasia yang sangat besar dibalik tenggelamnya Lemuria/ Benua Mu, maka dibutuhkan penelitian lebih lanjut karena tidak menutup kemungkinan jika asal - usul Dayak dan Alifuru memiliki puncak yang sama.



#tahuribabunyi

6 Fakta Cengkeh Maluku

12:19 PM
Kita akan sepakat djika ada orang yang mengatakan kopi dan pisang adalah hasil komoditi Brazil, Anggur yang didominasi orang Eropa, atau kurma di Timur Tengah. Ternyata Indonesia juga punya tanaman khas dan menjadi incaran bangsa - bangsa di dunia. Lebih tepatnya di Maluku, terdapat tanaman yang paling terkenal bahkan sejak masa SM yaitu CENGKEH (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum). 

cengkeh maluku
Cengkeh
image source: http://img.antaranews.com

Berikut ini adalah fakta yang akan membuat anda terkagum - kagum dengan tanaman unik ini ;
 
#1. Medis & Bumbu Masakan

Olahan cengkeh dalam dunia medis paling umum sebagai pembersi mulut dan menyembuhkan sakit gigi karena memiliki fungsi anastetik dan mirobial, sedangkan pada musim dingin, cengkeh sangat beguna dalam metamolisme tubuh khususnya memperlancar peredaran darah dan membantu proses asimilasi/pembakaran dalam lambung. Pada abad ke-4, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk mengunyah cengkeh agar tidak bau mulut.

#2. Peribadatan


Di cina, cengkeh digunakan untuk keperluan dupa yang dikolaborasikan dengan komponen/rempah - rempah lainnya.

#3. Sejarah Dunia

Fakta berikutnya mengenai cengkeh adalah terlibat sebagai komoditi dunia seperti pada bangsa Mezir digunakan dalam proses mumifikasi yaitu mengawetkan mayat dengan cara meracik dan meletakan rempah - rempah di dalam mayat. Pada masa Romawi, cengkeh digunakan sebagai bahan obat - obatan dan masakan para pejabat. Hingga ke Spanyol (Tordesilas), Portugis (Kesultanan Ternate) dan Belanda (Hongitochten), cengkeh masih eksis sebagai alat tukar menukar sekaligus komuditi utama bangsa - bangsa.

#4. Barter

1 kg cengkeh setara dengan emas 7 gram pada masa 3G (gold, glory, gospel).

#5. Tanda Penyebaran Keturunan Maluku

Cengkeh ternyata tidak cukup dibeli pada masa barter, keterlibatan orang Maluku juga penting dalam mengolah cengkeh dalam berbagai hal, misalnya dalam proses memasak atau pengobatan, orang Maluku sebagai pemilik tanaman ini yang paling paham cara mengolahnya. selain dibudidayakan di berbagai negara seperti di Guyana, Brazil, Zanzybar, Madagazkar dll, daerah - daerah tersebut juga sebagai tenda penyebaran keturunan Maluku berdasarkan penyebaran cengkeh sejak zaman SM.

#6. Hanya di Maluku


Cengkeh asli hanya tumbuh di Maluku, sekalipun telah dibudidayakan di berbagai daerah seperti Makasar dan luar negeri, rasa panas pedasnya tidak sama persis dengan yang tumbuh di Maluku.


Selain cengkeh, masih banyak lagi tanaman - tanaman unik di Maluku seperti Pala, Lemon Cina, Lontar dll. Lebih jelasnya, anda bisa membaca ebook ilmuan terkenal Rumphius dengan judul AMBOINA BOTANICA yang memaparkan setiap tanaman - tanaman unik yang hanya ada di Maluku.



source
https://uminoty.wordpress.com
sejarah VOC


#tahuribabunyi

Semangat MASOHI: Mari Katong Bantu Basudara Negri Wahai

9:13 AM
 
Salam Pela Gandong !

Negri Wahai, Kec. Seram Utara berduka setelah musibah kebakaran di sebuah pasar tradisional pada jumat pagi 02-03-2017 pukul 02:00 WIT. Hingga kini proses renovasi dan perbaikan dari berbagai pihak telah dilaksanakan guna memulihkan area lokasi bencana dan korban.

Musibah yang ditaksir menelan kerugian sebesar 5 miliar rupiah ini membuat sesama orang basudara Maluku bersimpati sehingga mengambi inisiatif untuk melakukan penggalangan dana. Seperti pada beberapa orang di sebuah grup FaceBook Catatan Sejarah Ina Ama Wemale Alune yang dimotori oleh Jimmy Roberto Saija dengan kerjasama HIPMA SERUT, penggalangan dana telah berlangsung pada jumat malam 03-03-2017 dan telah mendapat respon dari sesama anggota grup antara lain Fhay Blaugrana, Dave Aswe, Ameldha, Anna Letilady Mesloy, Ivar Wella dkk.


Santunan ini diberikan secara sukarela melalui rekening uci Kiki Hulansabban selaku bendahara II Himpunan Mahasiswa Seram Utara (HIPMA SERUT). Awalnya anggota grup FB ini tidak saling kenal, tapi karena memiliki inisiatif yang sama yaitu ingin membantu basudara di Wahai maka saling kontak dan broadcast informasi pun dilakukan hingga penggalangan dana ini bisa berjalan. Bagi Basudara di Kota Ambon yang ingin berpartisipasi dalam penggalangan dana ini, bisa langsung hadir di lapangan merdeka dan Bundaran Poka pada sabtu 04-03-2017 dalam stand HIPMA SERUT dengan kontak sebagai berikut :

Nama : KIKI HULAN SABBAN
telp/WA : +6281240888028
Norek : (BRI) 4976-01005729537
Jabatan : Bendahara II HIPMA SERUT 2017

Penggalangan dana ini akan terus di-follow up oleh admin TahuriBabunyi terkait distribusi dana hingga pencapaian akhir.


Semangat MASOHI terbukti tetap eksis dan mampu beradaptasi di tengah kecanggihan internet dan social media, apa ruginya memanfaatkan fasilitas ini untuk membantu sesama orang basudara ? 

musibah kebakaran pasar Negri Wahai - Seram Utara

Potong di kuku, rasa di daging. Ale rasa beta rasa.
salam,



#tahuribabunyi

9 Instrumen Dibalik Kepiawaian Perang Orang Maluku

3:46 PM
Akal budi merupakan unsur makhluk hidup yang hanya dimiliki manusia, oleh karena itu manusia berada pada tingkat tertinggi dalam rantai makanan disamping unsur - unsur lainnya. Keberadaan manusia yang memiliki akal budi ini tidak serta - merta menjamin kesejahteraan dalam keberagaman budaya antar bangsa sehingga perang secara transparan maupun secara tersembunyi masih kerap terjadi bahkan di dalam negara sendiri. 

Seni Perang Orang Maluku
Wakasihu, Kapitan Wate Aru
image source : http://rudyalan.blogspot.co.id/p/wakasihu.html

Dengan demikian, otomatis setiap bangsa memiliki sistem pertahanan baik skala moderen maupun tradisional yang kental dengan adat. Misalnya di Maluku yang telah terbukti melahirkan banyak pahlawan pemberani dan perkasa. Kepiawaian dalam seni perang orang Maluku umumnya memiliki 9 instrumen utama yaitu ;

#1. Parang
Parang secara umum merupakan senjata/ perkakas yang digunakan dengan cara dipegang dan diayunkan untuk menebas musuh. Yang unik dengan parang khas Maluku pada umumnya adalah memiliki ukuran yang panjang layaknya parang Kapitan dan sudut lancip di bagian depan, beberapa negri adat memiliki parang yang sangat unik. Jenis parang yang paling berbahaya adalah parang yang ditempah bukan dari besi, tapi dari sejenis batu karang yang kaya akan unsur besi. Parang jenis ini tidak bisa patah ataupun berkarat.

#2. Salawaku
Lazimnya disebut perisai, merupakan instrumen yang digunakan bersamaan dengan parang. Jika parang melambangkan 'serang' maka salawaku melambangkan 'pertahanan'. Biasanya dipegang menggunakan tangan kiri, berguna untuk menangkis serangan serta mengatur keseimbangan prajurit adat. Ukuran salawaku yang ideal disesuaikan dengan postur prajurit dan memiliki berat yang seimbang dengan parang. Akan tetapi untuk level Kabaresi (prajurit adat dengan pakaian tempur lengkap) salawaku biasanya berukuran sangat besar dan panjang, begitupun dengan  parangnya.

#3. Tombak
Jika parang digunakan untuk menebas, maka tombak digunakan untuk menusuk. Tombak terbuat dari kayu besi yang panjang dan ujungnya terdapat logam tajam dengan beraneka bentuk, umumnya berbentuk trisula. Tombak memiliki makna patokan perbatasan wilayah, prajurit yang menggunakan tombak adalah prajurit yang benar - benar piawai dalam strategi duel jarak dekat ataupun jarak jauh untuk tetap mempertahankan wilayah yang sementara diserang.

#4. Busur & Kalawai
Sama halnya dengan bangsa lain, Maluku juga menggunakan busur dan kalawai/ anak panah untuk menghalau musuh jarak jauh. Senjata ini paling umum digunakan oleh orang Maluku Tenggara atau lebih tepatnya orang Kei Evav. Prajurit adat yang bertugas memegang instrument ini adalah prajurit yang sangat bisa mengendalikan diri dan mampu berkonsentrasi dalam situasi sesulit apapun, mulai dari memperkirakan kelembaman udara, kecepatan dan arah angin, membidik hingga menembak harus benar - benar diperhitungkan dengan baik. 

#5. Tifa & Tahuri
Kedua unsur ini merupakan alat musik khas Maluku. Tifa dipukul dan tahuri/ terompet kerang ditiup. Gunanya adalah sebagai penyemangat dan menjaga agar prajurit tetap berada pada irama/ tempo. Misalnya emosi setiap prajurit harus berada pada tempo yang sama, setiap pergerakan prajurit pun harus sesuai dengan suara tifa dan suara tahuri yang terus - menerus membakar semangat setiap prajurit. Tifa tahuri sering digunakan untuk ritual cakalele sebelum para prajurit turun perang.

#6. Bambu
Tidak ada yang spesial dengan instrumen ini, akan tetapi bambu sangat berbahaya jika digunakan dalam berperang. Bagi para kapitan ataupun tetua adat level tinggi, mereka biasanya tidak mau menginterfensi perang secara langsung, cukup memerintahkan bambu untuk terbang dan menikam lawan maka bambu tersebut akan langsung terbang dan menikam lawan secara mistis.

#7. Sandi
Setiap negri adat memiliki pasukan militernya sendiri, sementara antar negri saja menggunakan bahasa mereka masing - masing. Sesama prajurit Alifuru bisa saling mengetahui mana kawan dan mana lawan dari jenis simbol kakehan yang ada pada tubuh ataupun hiasan pada salawaku mereka. Bagi sebagian prajurit yang lain, warna kain berang dan ikat kepala memiliki arti tersendiri seperti pada Maluku Tenggara yang menggunakan ikat kepala dengan motif - motif rahasia. Semua itu merupakan bagian dari sistem sandi Alifuru disamping bahasa Tanah.

#8. Senjata Rakitan
Inilah yang jarang sekali diketahui banyak orang luar. Hanya dengan modal perkakas, korek api dan pipa besi, anak - anak Agas sudah bisa membuat bom dengan skala ledak tinggi. Tidak ada yang mengetahui bagaimana anak - anak kecil di Maluku bisa merakit senjata, bom, longser dan TNT, yang jelas mereka ada dan tersebar di hampir seluruh Maluku tanpa diketahui banyak orang. Anak - anak ini memiliki tugas khusus dalam berperang yaitu membakar dan meledakan atau lazimnya disebut 'pasukan sapu rata'. Bayangkan skill anak - anak saja sudah begitu, bagaimana dengan orang dewasa ?

#9.  Leluhur & Tuhan
Inilah kunci kepiawaian strategi perang orang Maluku. Kami kental dengan adat, menghormati leluhur/ pendahulu dan menyembah Tuhan yang benar. 
- - -

Sejarah merupakan saksi bisu kepiawaian orang Maluku dalam berperang yang tidak pernah kalah melawan bangsa lain kecuali karena di adu domba (politik adu domba). Mulai dari jaman dulu hingga jajaran Kapitan bahkan hingga sekarang ini, eksistensi seni perang orang Maluku mutlak dan rapih untuk melindungi tanah tumpah darah. Oleh karena itu, penting bagi generasi penerus (Anak Alifuru) agar pandai menilai dan menghadapi isu profokatif.



#tahuribabunyi
 
Copyright © tahuribabunyi. Designed by OddThemes