Seni dan Matematika Arsitektur Kuno Dari Batang Sagu

4:00 AM
Melihat lebih jauh dalam ruang lingkup desain interior dan arsitektur, tidak terlepas dari seni dan kreatifitas manusia yang terus - menerus mengalami tranformasi. Seni memang tidak ada batasnya karena bergantung persepsi para pencipta maha karya itu sendiri, ibarat satu karya sama dengan seribu kata, begitulah penilaian yang mendalam dan abstrak atas suatu karya seni.

Untuk seni arsitektur dan bangunan sekarang ini yang paling terkenal adalah jajaran menara pencakar langit, menara Dubai, Twin Tower dll. Keseluruhan metode pembangunan maha karya tersebut merupakan hasil ekspansi dari masa arsitektur kuno seperti struktur Piramida Giza ataupun menara Pizza.

Eksistensi arsitektur kuno memang sangat sulit untuk mengalami pergeseran karena memiliki nilai seni dan perhitungan matematis yang high level sekalipun beda masa dan penggunaan teknologi. 

Di Ambon misalnya, atau lebih tepatnya bagian Utara Ambon, Negri Kaitetu, kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, terdapat bangunan masjid kuno yaitu masjid Wapauwe yang arsitekturnya terbuat dari pelepah pohon sagu.

Interior dalam Masjid Wapauwe.

Masjid ini dinamakan Wapauwe karena terletak di bawah pohon mangga. Dalam bahasa setempat, "wapa" berarti bawah, dan "uwe" berarti mangga. Dibangun pada tahun 1414, masjid ini masih berdiri kokoh hingga sekarang, uniknya tidak ada paku/ pasak yang digunakan untuk menyambung masing - masing elemen bangunannya.

Meru atau puncak masjid lama yang ditaruh di teras masjid. Juga kayu-kayu masjid yang berusia ratusan tahun.
Keunikan tersebut mirip dengan pembuatan maket interior atau arsitektur bangunan yang hanya membutuhkan peralatan maket dan lem perekat (karena tidak menggunakan paku). Atau dengan kata lain, masjid Wapauwe ini merupakan maket raksasa dengan pondasi yang real

masjid Wapauwe
Karena jaman dulu teknik membuat lengkungan masih sulit, maka tak heran terdapat banyak sudut dalam arsitektur bangunan ini. Dengan demikian, jika terdapat banyak sudut dalam bangunan (bangunan utama) berukuran 10x10 meter ini maka perhitungan titik berat juga pastinya rumit, konstruksi yang tidak imbang akan membuat bangunan ini mudah roboh diterpa angin. Tetapi buktinya masjid ini masih eksis hingga sekarang, sungguh sangat mengagumkan.

Semacam perisai di ujung sudut masjid berlafalkan Muhammad. Seusia tua Masjid Wapauwe. 
Hingga kini, masjid Wapauwe masih terawat dengan baik. Tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah warga muslim, tapi juga sebagai galeri yang berisi barang  - barang antik peninggalan kebudayaan muslim Maluku kuno diantaranya; Bedug yang berumur ratusan tahun, Al-quran antik yang ditulis tangan, sebuah kaligrafi tulisan arab yang ditaruh di sebuah lempengan metal dan sebuah timbangan kayu yang digunakan untuk menimbang zakat.

Mushaf Al Quran karya tulis tangan Imam Muhammad Arikulapessy. Tertua di Nusantara. 

Asli dari Kekhalifahan Utsmaniyah di Turki.

Pemberat timbangan untuk mengukur zakat fitrah dan diotorisasi oleh Kesultanan Demak. Seberat 2,5 kg.
image source : 
http://diasporaiqbal.blogspot.co.id/2015/03/hikayat-masjid-tertua-nusantara-telusur.html



#tahuribabunyi

Derita dan Semangat 1575

4:00 AM
Tidak terasa, dalam beberapa hari lagi, bulan agustus dalam tahun ini akan segera berakhir. Itu berarti kita telah menyongsong HUT RI dan Provinsi Maluku yang ke 71 tahun. Sebagian besar event - event perayaan dalam skenario spesial bulan ini pun telah berakhir dan tentunya menyisakan makna mendalam bagi seluruh lapisan masyarakat. Tidak untuk Maluku khususnya Kota Ambon yang akan memasuki bulan september atau lebih tepatnya 7 september yang merupakan HUT kota tercinta.

Adalah fakta bahwa Kota Ambon lahir dalam kondisi minoritas, lika - liku politik adu domba, derita penjajahan hingga berbagai perang yang telah dilalui sehingga menjadi bagian penting dalam sejarah internasional.

Selama halebih dari 400 tahun, kota kecil ini telah lahir dan eksis, bersaing dalam persaingan globalisasi hingga modernisasi berbalut keterpurukan sebagai golongan kota 'tertinggal' dalam jajaran sistem pemerintahan RI.

Maluku sebagai satu dari delapan provinsi tertua negara kita ini pun seakan tidak mampu berkontribusi baik dalam program pemerataan pembangunan. Alasan paling krusial adalah anggaran pembangunan dari berbagai aspek yang hanya terpusat pada ibu kota negara atau bahkan pulau Jawa. Tiga daerah dengan emisi statistik kemiskinan terbesar di Maluku misalnya, yaitu; MTB, MBD dan Kep. Aru lebih dari cukup untuk menjadi acuan introspeksi akan sistem pemerintahan dan management pengolahan daerah yang masih harus direfitalisasi secara obyektif dan harmonis mengingat ketiga daerah tersebut justru memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa, baik darat maupun laut.

Untuk tetap menjaga koridor identitas orang Maluku dan mengambil komitmen berkontribusi positif, ada baiknya kita tengok sejenak bagaimana proses terbentuknya Kota Ambon.

1575 merupakan tahun dimana kekuasaan Portugis masih gemilang sehingga dibangunlah sebuah benteng di dataran Honipopu. Pembangunan benteng ini tidak terlepas dari campur tangan beberapa mata rumah yang kemudian menjadi soa. Karena alasan keamanan dan lokasi yang cukup strategis yaitu di "Kota Laha" maka soa yang ada di sekitaran benteng tersebut mulai bertambah banyak dan terbentuklah sistem pemerintahan kecil tapi sistematis yang masih kental dengan adat dan budaya. Seiring berjalannya waktu, orang - orang dari Maluku Utara seperti Halmahera mulai berdatangan ke pulau Ambon, begitupun dengan orang - orang di daerah lain bahkan dari pulau Jawa juga ada yang berimigrasi ke kota kecil tersebut.

artikel lawas mengenai perjuangan A.Y. Patty

Hingga pada masa Alexander Jacob Patty (A.Y. Patty), Ambon mulai mendapatkan hak yang setara dengan sistem pemerintahan kolonial Belanda atau dengan kata lain, Ambon diberikan kebebasan untuk mengatur sistem pemerintahannya sendiri.

Sepenggal sejarah di atas sekaligus menjadi bukti bahwa dalam keadaan terpuruk sekalipun (dijajah berbagai bangsa), Ambon mampu menyatakan eksistensi diri pada dunia.

Mirisnya, sudah lebih dari 4 abad tetapi kota ini masih tergolong tertinggal dalam negara kita. Apa yang salah ? apa yang kurang ? mengapa bisa seperti ini ? apakah politik adu domba yang masih terus berlangsung ? ataukah tidak ada lagi semangat 1575 ketika para pendahulu bersatu meski dalam kondisi dijajah ?

Beragam taraft pembangunan daerah yang kemudian menjadi prediktor kesejahteraan orang Maluku di jaman sekarang sudah lebih kompleks daripada sebelumnya sehingga membutuhkan kerjasama yang imbang dan solid antara seluruh lapisan masyarakat maupun pemerintah daerah terlebih bagi generasi muda yang merasa punya ikatan kuat pada gunung tanah dan mau berkarya bagi tampa putus pusa hingga kelak akan menjadi pemimpin - pemimpin yang memiliki semangat juang para pendahulu demi kontinutas pembangunan daerah yang beregenerasi ke arah yang lebih baik.

Maluku butuh ale deng beta !


#tahuribabunyi
 
Copyright © tahuribabunyi. Designed by OddThemes