PARIWISATA

OPINI

TRADISI

Latest Updates

4 Hal ini Membuat Maluku Tidak Bisa Pasok Bahan Pokok Makan Bergisi Gratis

10:18 AM

Satu lagi peluang emas untuk masyarakat desa khususnya yang berlimpah sumber daya alam pertanian, perkebunan, peternakan hingga kelautan perikanan. Pasalnya, telah hadir Badan Gizi Nasional (BGN) yang bertugas untuk mengatur sistem tatakelola gizi masyarakat serta bertanggungjawab langsung kepada Presiden.

Kebutuhan gizi nasional yang meningkat pesat pasca terbitnya Peraturan Presiden nomor 83 Tahun 2024 ini menciptakan peluang baru bagi sektor hulu khususnya pasokan pangan dan bumbu dimana seperti yang kita ketahui semua itu ada di level desa.

diskusi santa bersama salah satu kelompok pertanian ubi jalar dan jagung, Kab. Seram Bagian Barat

 

Tidak tanggung - tanggung, sekarang Bulog sebagai perusahaan beras nomor satu di Indonesisa pun bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Tidak hanya itu, terobosan baru dari kementrian pertanian yakni Petani Milenial menjadi angin segar bagi para mahasiswa hingga fresh graduate untuk segera menjadi petani.

Di sisi lain, Desa sebagai pemasok bahan baku nomor satu di negara ini ternyata masih belum mencukupi kebutuhan pangan apalagi kebutuhan gizi. Skema baru rantai pasok bahan makanan bergizi harus disambut baik oleh permerintah dan masyarakat desa khususnya desa - desa dengan pertanian dan perikanan terbaik yang ada di Maluku.

Skema yang ditawarkan BGN salah satunya adalah kolaborasi pasokan bahan baku hasil pertanian/perkebunan, perikanan dan peternakan hingga olahan roti skala mikro harus dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Bumdes sebagai processor sekaligus hub memegang peran paling penting dalam mensukseskan skema ini.

Ini akan sangat berdampak pada putaran ekonomi level desa sekaligus terobosan dimana setiap Bumdes akan berlomba menjadi pemasok makanan bergizi di sekolah pada masing - masing desa. Jika peluang ini tidak disambut dengan baik, maka betapa ruginya masyarakat desa khususnya petani dan nelayan.

Sebagai informasi, terdapat beberapa fakta secara general ekosistem Bumdes dan putaran ekonomi desa - desa di Maluku seperti ;

#1. Bumdes mati suri

Bumdes yang seharusnya mendapat stimulasi dari Dana Desa untuk menjalankan bisnis modelnya diharapkan dapat berjalan dengan baik hingga memberikan respon balik ke desa berupa Pendapatan Asli Desa (PADes), namun faktanya kekurangan sumber daya manusia khususnya di bidang keuangan, ekonomi dan bisnis menjadi faktor utama bumdes terbentuk hanya di awal, setelah penyertaan modal selesai, bumdes pun hilang eksistensi dan perannya.


#2 Menajemen kelompok ekonomi Desa

Inisiatif masyarakat, baik petani maupun nelayan dalam membentuk kelompok - kelompok ekonomi mikro dengan tujuan memudahkan pekerjaan dan stabilisasi hasil panen ternyata juga belum maksimal implementasinya. Dominasi keluarga dalam kepengurusan kelompok menimbulkan gesekan internal hingga terjadi gap yang berdampak buruk bagi menajemen kelompok.


#3 Bantuan infrastruktur pertanian / perikanan berdasar Like & Dislike

Bantuan sarpras dan pendampingan dari pemerintah dalam hal infrastruktur pertanian, peternakan hingga kelautan perikanan guna memompa kualitas dan kwantitas hasil panen masih berdasarkan like dan dislike. Di beberapa Desa di Kabupaten Seram Bagian Timur misalnya, terdapat petani murni yang menerima bantuan mesin 25PK padahal yang bersangkutan bukan nelayan, akhirnya mesin tersebut dijual dan tidak ada kelanjutan hasil panen ikan. 


#4 Psikologi masyarakat 

Beruntung jika pada suatu desa masyarakatnya partisipatif, kompak dan saling pengertian. Jika tidak, maka sudah pasti dominan kebiasaan malas, tidak merawat kebun, hanya menanti BLT atau bahkan mencuri. 

Maluku yang terkenal dengan Papeda dan Ikan Kuah kuning ini jelas berarti unggul dalam hal ikan dan sagu. Untuk bisa berasimilasi dengan program pemerintah dalam hal pemenuhan gizi nasional, pilihan ada di tangan masyarakat.




#makanbergizigratis
#BadanGiziNasional
#tahuribabunyi

Udah tau Forum Anak Maluku ?

11:35 AM

Sekarang, anak - anak sudah bisa berorganisasi layaknya orang dewasa. Diakui dan resmi dibentuk oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Struktur organisasi anak ini sangat rapih dan terorganisir. Mulai dari Forum Anak Nasional (FAN), Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan hingga Desa/Kelurahan.

Organisasi ini bertujuan untuk meningkatan kapasitas anak di bidang penanaman nilai-nilai luhur budaya bangsa, nasionalisme, patriotisme, serta pengembangan karakter bangsa yang disampaikan dalam suasana bermain, partisipatif dan rekreatif berdasarkan tema-tema yang ditentukan (dikutip dari website resmi forumanak.id).

Forum Anak Maluku
(Pengurus Forum Anak Maluku Manise dalam kegiatan workshop lingkungan dan penanaman mangrove bertempat di Amrican Corner Universitasn Pattimura 19/06/2023)
 
Kini kepengurusan resmi organisasi Forum Anak Maluku Manise (FAMM) dinahkodai oleh @abimanyu.daniel Abimanyu Daniel Sembiring yang dibantu oleh @jano.limba Jano Primus Limba - Wakil Ketua I, @joysharo_o Joy Sharon Kotalewalae - Wakil Ketua II.

Layaknya organisasi lainnya, FAMM juga memiliki sejumlah divisi yang berperan aktiv dalam perumusan dan eksekusi program kerja, terdiri dari;

Divisi Keuangan
Cardinalia Gan @naligan23

Divisi Kelembagaan & Humas
Aurel Eunike Sopulatu @aurelleunike.s

Divisi Kesekretariatan
Genna D Ayal
Gloria Stella Huwae @gloriahwe

Divisi Kreatif
Asafita Tuanger @asftachr._

Divisi PPA
Eka Salsabila Sangadji @eka_sangadji

Puteri Anak Indonesia Lingkungan
Forum Anak Maluku
(Audiensi FAMM bersama Kepala DP3A dan DLH Provinsi Maluku)

Salah satu program sukses mereka adalah kegiatan PENDEKAR pada 19-20 Juni 2023. Workshop lingkungan dan tutorial menanam mangrove yang diekseskusi besoknya di pesisir pantai Dusun Weti, Desa Tawiri, Ambon.

Tidak tanggung - tanggung, sejumlah proses layaknya organisasi ekspert, mampu mereka lalui bahkan dengan sangat profesional. Mulai dari perencanaan program, Budgeting, Surat-menyurat, Audiensi dengan para Kepala Dinas, Pemerintah Desa Tawiri, RT, Kepala Soa hingga Anak - anak di Dusun Weti pun berhasil mereka koordinir dengan rapih.

Hal ini dibuktikan dengan terkumpulnya 48 Jumbo Trash Bag yang terisi penuh dengan berbagai kategori mulai dari limbah medis, plastik, organik, logam dll dipungut dan dikumpul dengan rapih di lokasi kegiatan. Bahkan sampah - sampah ini pun diangkut dan dibawa ke tempat pembuangan sampah untuk ditindaklanjuti oleh penanggungjawab persampahan.

Bukan itu saja, mereka pun melanjutkan menanam 200 anakan mangrove yang lubangnya sudah digali oleh warga Dusun Weti. Kerjasama lintas jaringan yang patut diapresiasi. 

tanam mangrove ambon
(FAMM bersama anak - anak Dusun Weti, Desa Tawiri, IG @mrsthlrw_)


Maraknya kasus kekerasan, pergaulan bebas dan kriminalitas yang tinggi terhadap anak membuat banyak orang tua harus ekstra hati - hati melakukan pengawasan. Dengan adanya forum anak ini, alternatif pengaduan ancaman dan mitigasi dapat terlaksana apalagi difasilitasi oleh anak - anak itu sendiri. STOP KEKERASAN PADA ANAK, STOP ROKOK PADA ANAK.

 

 

#forumanaknasional
#forumanakmalukumanise






  

7 Komunitas Paling Aneh di Ambon

2:19 PM

Nah, Ambon sekarang sudah beda jauh dibanding sepuluh tahun lalu. Perkembangan teknologi, mudahnya akses informasi, hingga trend fashion dan kuliner sangat mempengaruhi karakter orang Ambon yang semulanya terkesan jahat - jahat, kini sudah mulai beralih ke open minded dan lebih mudah berinteraksi lintas jaringan.

Katogori komunitas yang tadinya hanya sebatas seni, baca tulis, musik dan lingkungan, kini sudah mulai menjamur berbagai komunitas dengan bidang yang bisa dibilang cukup aneh, mulai dari :

#1 PENDEKAR 2023

Bukan komunitas bela diri. Pendekar adalah kependekan dari Penjaga Daerah Sekitar yang bergerak di bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak termasuk lingkungan. Uniknya, Komunitas ini hanya terdiri dari anak - anak usia di bawah 18 tahun. Yang paling luar biasa dari komunitas ini adalah ketika mereka belum memahami betul sistem birokrasi dan keterbatasan pengalaman, justru mereka mampu merencanakan dan mengeksekusi program - program besar tanpa backup orang belakang dan anggaran proyek. Salah satu program sukses mereka adalah Workshop dan eksekusi pembersihan pantai serta tanam 200 mangrove di Pantai Desa Tawiri unik memulihkan ekosistem pantai di sana. Total partisipan lebih dari 250 bocah dan perangkat Desa mulai dari RT, Kepala Zoa hingga Babinkamtibmas dan Babinsa Desa Tawiri. Lebih dari 40 kantong besar berisi sampah berhasil mereka kumpulkan dan mengangkutnya ke tempat sampah.

#2 Komunitas kontes nyanyi, fashion, kecantikan dan ketampatan

Dulu kita hanya mengenal Indonesia Idol dan Bintang Radio. Sekarang banyak sekali kontes yang dipromosikan di Maluku hingga melahirkan agency yang membina calon - calon peserta. Tidak sedikit anak - anak kecil, remaja hingga dewasa yang berminat mendaftar dan mengikuti kontes-kontes tersebut, mungkin karena anak - anak jaman sekarang lebih tertarik dengan kegiatan ekstrakurikuler dan panggung untuk mengasah bakat walaupun ternyata ekspektasi mereka akhirnya sangat berbeda dengan realita yang dihadapi. Menajemen abal - abal, tumpang tindih kepentingan, hingga kena tipu, sering kali membuat para kontestan kecewa yang akhirnya membuat beberapa ajang bergengsi terkesan tidak professional.

#3 Komunitas LGBT

Tanpa disadari, kampanye hitam kaum 'pelangi' mulai diperbincangkan secara diam - diam. Hal yang dianggap tabuh ini tentu saja ditolak 100% orang Maluku apalagi seiring bertambahnya kasus HIV/AIDS. Waspada lingkungan sekitar anda, mulai dari tetangga, koskosan, teman kantor, atau bahkan diri anda sendiri tanpa anda sadari.

#4  Komunitas Politik Lapangan

Bagi yang sering nongkrong di pos ojek, kafe, rumah kopi atau restoran pasti pernah merasakan risihnya orang sebelah yang bicara panjang lebar soal politik bak asisten pribadi Socrates dengan suara yang sengaja dikeraskan. Orang - orang ini biasanya punya komunitas politik yang ditugaskan untuk menggiring issue atau mengumpulkan informasi di lapangan demi kepentingan tertentu. Walaupun pada ujungnya sudah pasti yang didapat orang - orang seperti ini hanyalah gigit jari.

#5 Panggel Pulang

Kampung panggel pulang, sekolah panggel pulang, teman masa kecil panggel pulang, kompleks panggel pulang, pokoknya hampir semua jaringan ada panggil pulangnya. Setelah pulang, biasanya ada pesta, silaturahmi, update silsilah keluarga dan jumlah jiwa, ujung-ujungnya ada kepentingan politiknya juga. Hmm

#6 Komunitas Mancing

Perilaku komunitas mancing bukan lagi naik perahu lalu mancing di sekitar saharu. Sekarang hampir di tiap jembatan ada saja orang yang mancing, di pinggir - pinggir pengeringan pantai ada juga yang mancing, di atas kapal yang lagi bebas jadual pun ada yang mancing, di atas tebing - tebing batu karang ada juga yang mancing. Walaupun hanya bawa pulang sisa umpan tanpa hasil, besoknya si tukang mancing ini akan balik lagi ke tempat yang sama. Begitu seterusnya sampai entah kapan mereka berhenti mancing.

#7 KOMA

Kalau tidak ada yang mengucapkan kata KOMA, maka komunitas ini akan terus mimun kopi hingga bergelas - gelas. KOMA adalah singgatan dari Kopi Maluku sekaligus kata penutup untuk mengakhiri pertemuan minum kopi. Yang membedakan dari peminum kopi lain adalah setiap personel KOMA mampu minum lebih dari lima gelas berturut - turut SETIAP HARI. Anehnya mereka tetap sehat dan tidak terkena penyakit asam lambung ataupun jantung. Konon mereka ini adalah orang - orang yang sangat memahami dunia kopi.



#komunitasambon
#komunitasmaluku
#komunitas

Desa Tawiri : Kolam Pemandian Air Panas Tapi di Pantai

11:29 AM

Pemandian air panas di pegunungan sudah biasa, di hutan juga sudah biasa, yang luar biasa ada pemandian air panas di Dusun Weti, Desa Tawiri, Ambon yang belum banyak diketahui orang.

kerusakan lingkungan Ambon
lokasi kolam pemandian air panas yang tertutup bangkai kapal

Luar biasa ! adalah kata - kata yang tepat untuk mendeskripsikan lokasi pantai yang unik ini. Menurut tuturan warga Dusun Weti, pantai ini adalah tempat untuk mencari bia, nelayan buang jaring untuk menangkap ikan dan udang hingga anak - anak yang biasanya mandi di pantai tapi di sebelah kolam karena itu tempat air panas alami.

Sudah puluhan tahun pantai ini terbengkalai dan tercemar karena ada bangkai kapal dan sampah laut 'kiriman dari orang' yang tidak bertanggungjawab.

Anda hanya bisa memasuki pantai ini melalui jalan lorong masuk perbatasan daerah Riang dan Tawiri, tidak jauh dari Bandar Udara Pattimura Ambon. Dari jalan raya, cukup berjalan kaki selama satu menit, anda akan melihat tempat penangkaran mangrove, kolam air panas, bangkai kapal yang tidak terurus dan tentu saja pantai indah dengan pemandangan teluk Ambon.

Sayang sekali lokasi potensi pariwisata ini tidak terlalu diminitai oleh instansi pemerintah yang menangani bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.

Baik dari warga, RT, Kepala Soa dan perangkat Desa Tawiri khususnya sekitaran Dusun Weti sangat mengharapkan adanya penanganan khusus terkait pengembangan pariwisata di lokasi ini.

kolam air panas Desa Tawiri
bocah Dusun Weti di kolam air panas tepi pantai

 

 
Copyright © tahuribabunyi. Designed by OddThemes