Dibalik 7 Kesamaan Dayak Borneo dan Alifuru Maluku

Jejak suku bangsa di dunia dapat ditelusuri dari hal - hal mendasar seperti bahasa, adat dan pusaka. Seperti pada Suku Maya yang identik dengan Jjaguar Hitam, Suku Indian yang identik dengan Busur dan Anak Panah, Suku Aborigin yang identik dengan Boomerang dan suku - suku tertua lainnya. Begitupun dengan suku - suku Nusantara seperti Alifuru dan Dayak yang ternyata memiliki kesamaan yang sangat detail dari segi adat dan tradisi.

Kesamaan Dayak Borneo dan Alifuru Maluku
Dayak Borneo
image source : http://news.pontianakite.com

Dayak Borneo berada pada Pulau Kalimantan, Indonesia Tengah dan Maluku di Indonesia Timur yang dikenal dengan julukan Provinsi Seribu Pulau atau Negri Raja - Raja.

berikut, ulasan dibalik 7 rahasia kesamaan antara Dayak Borneo dan Alifuru Maluku ; 

#1. Kaharingan dan Kakehan

Kedua suku ini menganut sistem kepercayaan dengan kompleksitas yang sangat tinggi karena setiap hal dalam tatanan kehidupan bahkan kematian memiliki nilai filosofis. Keseluruhan sistem kepercayaan ini dikenal Dayak dengan nama Kaharingan dan Alifuru dengan nama Kakehan, yang keduanya disimbolkan dengan Pohon Kehidupan yang Sakral. Pohon ini merupakan manifestasi sistem kehidupan dari Tuhan Langit yang mengatur setiap tatanan adat mulai dari akar, batang, ranting, daun dan bahkan buah, Semuanya saling terhubung dan memiliki peran masing - masing. Begitupun dengan sistem kehidupan manusia dalam segi medis, sosial, hukum, ekonomi dan militer, semuanya bersifat sakral.

#2. Hatalla Langit dan Upu Hatala/Upu Lanite

Dayak dan Alifuru merupakan suku yang meyakini adanya otoritas tertinggi dalam alam semesta sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa. Dikenal sebagai Hatalla Langit dalam Borneo dan Upu Hatala/Upu Lanite dalam Maluku. Meski demikian, nama tersebut bukanlah nama asli dari otoritas tertinggi yang disembah karena hanya ada 1 NAMA yang sangat suci dan mulia sehingga tidak sembarangan disebutkan, yang disebut adalah gelar dari Tuhan itu sendiri. seperti di Maluku dikenal dengan Upu Hatala atau Upu Lanite yang berarti Tuhan Langit.

#3. Mandau terbang dan parang terbang 12 Kapitan

Ada rahasia khusus dibalik alat perang kedua suku ini. Baik Mandau maupun Parang asli Alifuru, keduanya sama - sama ditempah dari batu (bukan batu biasa), walaupun kelihatannya seperti batu, jika diberi api, maka batu tersebut akan bereaksi dan menghasilkan semacam logam yang mirip besi sehingga dikenal di Maluku dengan nama 'batu besi'. Fakta mandau terbang oleh Panglima Burung juga mirip dengan Parang Terbang yang pernah digunakan oleh 12 Kapitan dalam sejarah Pulau Haruku, Lease (Maluku Tengah). Kedua alat ini benar - benar bisa terbang untuk merenggut nyawa lawan.

#4. Enggang dan Lussi

Tampaknya hampir semua suku - suku bangsa di dunia menjadikan burung sebagai lambang atau bendera berdasarkan jenis - jenis burung dengan ciri khas masing - masing. Begitupun dengan burung Enggang dan Lussi/Alussy yang dianggap sakral oleh kedua suku ini. Burung Enggang di dayak sebagai simbol yang diletakan di kepala Panglima Burung dan Burung Lussi sebagai identitas Kabaressi Adat/ Militer Adat. Baik Enggang maupun Lussi, kedua burung ini memiliki daya dan kemampuan khusus dalam bertahan hidup di alam luas, sehingga menjadi simbol kepiawaian dalam pasukan militer adat.


#5. Ikat kepala merah dan kain berang

Percaya atau tidak, pakaian pasukan militer adat Borneo dan Maluku sangat mirip khususnya dalam hal ikat kepala. Keduanya sama - sama berwarna merah dan diikat dibelakang kepala menutupi bagian dahi dan atas kepala. Sama halnya dengan ikat pinggang atau kain berang di tubuh. Kain ini bukan sembarang kain karena menjadi identitas dan kebesaran pasukan militer adat. Tidak menutup kemungkinan jika kain ini memiliki unsur mistis.

#6. Sirih Pinang

Setiap acara adat dalam kedua suku ini pasti melibatkan sirih pinang sebagai instrumen perantara atau harga yang harus dibayar. Sirih pinang dalam peradatan Dayak maupun Alifuru memiliki fungsi KEBENARAN, karena jika salah dalam prosesi adat, maka tujuan dari prosesi adat tersebut tidak akan tercapai/gagal dan nyawa manusia menjadi taruhannya. Oleh karena itu, setiap prosedur dalam peradatan kedua suku ini harus dijalankan sebagaimana ketetapan yang telah dibuat oleh leluhur.

#7. Tatoo clan dan mata angin

Sekalipun jaman sudah canggih, seni tatoo seakan abadi. Setiap simbol tatoo yang diukir di tubuh kedua suku ini melambangkan identitas clan karena di Kalimantan sendiri ada banyak clan - clan yang merupakan turunan dari Dayak di setiap penjuru mata angin, begitupun dengan di Maluku. Mayoritas tatoo Dayak berupa gambar ranting Pohon Garing dan mata angin, sedangkan tatoo Alifuru adalah tatoo Kakehan dengan motif mata angin, bunga, kelelawar dll. Simbol - simbol ini tidak hanya ditatoo di tubuh, tetapi juga dijadikan motif dalam kain tenun Maluku maupun Borneo.


Selain Dayak, Masih banyak lagi kemiripan suku - suku lain di nusantara dengan Alifuru. Mengingat tersimpan rahasia yang sangat besar dibalik tenggelamnya Lemuria/ Benua Mu, maka dibutuhkan penelitian lebih lanjut karena tidak menutup kemungkinan jika asal - usul Dayak dan Alifuru memiliki puncak yang sama.



#tahuribabunyi

Share this:

 
Copyright © tahuribabunyi. Designed by OddThemes