6 Masalah Kota Besar Yang Tidak Berlaku Di Maluku

Perkembangan suatu daerah dapat dinilai dari perputaran perekonomian dan infrastruktur yang memadai. Tentu saja sudah dimiliki di banyak kota - kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Jogja dll. 

Kalau belajar dari negara - negara besar seperti Amerika dan Jerman, pekerjaan yang paling menjanjikan adalah sales dan pskiater. Ya, ada pskiater di situ karena semakin pintar seseorang dengan IQ yang juga tinggi haruslah tetap mengadakan evaluasi kualitas dirinya.

Wajar kalau di kota - kota besar Indonesia juga banyak orang pintar yang stres, korupsi, kelainan seks dll. Sebenarnya mereka hanya harus mendapat pelatihan psikologi dari pskiater yang andal mengingat semakin bersar suatu negara maka semakin laris seorang pskiater untuk dibooking.

Masalah - masalah kota besar yang paling sering diberitakan di media seperti kemacetan, korupsi, pelecehan nama dan segala macam masalah lainnya ternyata tidak begitu dikenal atau mungkin belum berlaku di Maluku. Memang ada macet di Ambon tapi tidak separah di Jakarta dan 5 hal berikut ini ;

image source: relationalbcn.files.wordpress.com

#1 Go Green
Semboyang hidup sehat yang satu ini menjadi idaman para pekerja kantoran di kota - kota besar misalnya PT. X Go Green berarti perusahaan tersebut telah menerapkan hemat kertas, menanam pohon atau hal - hal yang berhubungan dengan melestarikan alam. Di Maluku hal ini tidak berguna karena di setiap tempat pasti ada pohon yang menjadi sumber udara segar.

#2 Psikologi
Memang ada orang yang mengalami stres, di Ambon misalnya, tapi tidak sampai bunuh diri, gila, bipolar dll seperti di kota - kota besar yang sering disiarkan media masa karena begitu banyak tuntutan pekerjaan, mencari nafkah dll.

#3 Kesetaraan Gender
Banyak perempuan yang menuntut ini dan itu agar mereka merasa bebas dalam berekspresi tanpa batas. Di Maluku, hal ini tidak berguna, perempuan tidak dilarang ini dan itu, tetapi harus mengikuti norma yang ada misalnya perempuan boleh naik pohon kelapa, memikul kopra, mendorong gerobak dll, tapi urusan dapur dan anak tetap kewajiban utama perempuan. Oleh karena itu kesetaraan gender tidak perlu di Maluku karena sudah ada sejak dulu, hanya saja dengan sebutan yang berbeda.

#4 Rasisme
Yang satu ini paling sering menjadi masalah di kota - kota besar Indonesia, padahal kalau anda berkunjung di suatu Negri di Maluku, anda akan benar - benar di sambut dengan penuh rasa kekeluargaan, tidak peduli warna kulit anda, agama maupun dari suku mana anda berasal karena semua sama - sama manusia.

#5 Cari Uang
Biarpun daerah - daerah tertentu di Maluku itu sulit untuk menemukan lapangan pekerjaan tetapi cari uang di sana itu mudah, tidak seperti di Jakarta. Kalau ada motor, bisa jadi ojek setelah pulang sekolah atau kuliah. Kalau mau yang agak ekstra banting tulang, tinggal ke pelabuhan bongkar muatan, jadi tukang becak, kerja di pasar ikan dll, uang akan datang dengan mudah asalkan mau bekerja sampingan. Banyak orang kaya di sana yang punya motor dan mobil tapi kadang mereka lebih memilih naik angkot agar bisa bersosialisasi dengan sesama orang Ambon, wajar saja kalau banyak supir angkot yang betah dan bahagia bekerja selama puluhan tahun.

#6 Sosialisasi
Tentu saja hal ini menjadi tantangan di jaman yang serba modern, pekerjaan yang serba sibuk, deadline yang menumpuk dan  target perusahaan menuntut kita untuk benar - benar ektra dalam bekerja sampai lupa untuk bersosialisasi terutama dengan tetangga rumah sendiri. Di Maluku, hal ini tidak berguna, buktinya orang Maluku menggambarkan jalan dengan cara mejelaskan alamat rumah keluarga ini dan keluarga itu, mereka jarang menggambarkan jalan menggunakan nama jalan. Misalnya kalau ada yang bertanya dimana rumah tuan X, maka mereka akan menjawab lurus ke rumah si A, belok ke depan dapurnya si C dan turun sedikit dapat pagar biru, itulah rumah tuan X.

#7 Macet
Nah, yang terakhir ini dulu memang belum ada karena jalan - jalan arteri yang masih kosong, mungkin karena masih sedikit kendaraan yang beroperasi. Tapi sekarang mulai ada bibit - bibit kemacetan di daerah - daerah tertentu.


Mau tidak mau, suatu saat akan ada banyak daerah - daerah Maluku yang mengalami perkembangan dari berbagai aspek. Semoga masalah - masalah di atas tersebut tetap tidak berlaku untuk orang Maluku agar kearifan lokal tetap terjaga dalam perkembangan jaman yang terus maju dan modern. Biarlah kemacetan menjadi contoh pembelajaran dalam menghadapi tantangan perkembangan suatu daerah.



#tahuribabunyi

Share this:

 
Copyright © tahuribabunyi. Designed by OddThemes